1.
ALIRAN
MALTHUSIAN DAN NEO MALTHUSIAN
a.
Aliran
Malthusian
Aliran Malthusian
dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta yang hidup pada tahun
1798 hingga tahun 1834. Tulisan monumentalnya An Essay on The Principle of
Population as it Affect Future Improvemenet of Society, with remarkson the
speculations of Mr. Godwin, Mr. Condorcet and other Writer atau lebih populer
dengan sebutan Prinsip Kependudukan (The Principle of Population) diterbitkan
pertama kali pada tahun 1798.
Ia menyatakan
bahwa penduduk itu (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak
ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat
beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tinggi pertumbuhan ini disebabkan
karena hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan.
Bagi
Malthus moral restraint merupakan pembatasan kelahiran yang paling penting,
sedangkan penggunaan alat kontrasepsi belum dapat diterimanya. Pendapat banyak
mendapat kriikan dari para ahli yang menimbulkan diskusi secara terus menerus.
Karena gagasan yang dicetuskan Malthus pada abad 18 dianggap aneh pada saat itu
. Malthus mengatakan bahwa dunia akan kehabisan sumber daya alam karena jumlah
penduduk yang terus meningkat, hal ini bagi mereka tidak dapat diterima oleh
akal sehat. Pada dunia baru seperti Amerika, Afrika, Autralia dan Asia dengan
sumber daya alam yang melimpah mereka berpendapat bahwa persediaan makanan
tidak akan habis. Sehingga preposisi yang diajukan oleh Malthus tersebut akhirnya
memunculkan beberapa kritik sebagai berikut :
1)
Mathus
terlalu menekankan terbatasnya persediaan tanah, tetapi ia tidak menyangka akan
ada keuntungan besar dari kemajuan transpor yang dikombinaksikan dengan
pembukaan tanah pertanian baru di Amerika Serikat, Australia dan tempat-tempat
lainnya. Karena dengan kemajuan-kemajuan transportasi yang menghubungkan daerah
satu dengan daerah lainnya sehingga pendistribusian bahan makanan ke
daerah-daerah yang kekurangan makanan mudah dilaksanakan.
2)
Dalam
kondisi yang menguntungkan, hewan dan tanaman dapat meningkat menurut deret
ukur. Malthus tidak memperhitungkn bahwa teknologi juga dapat maju dengan
pesat. Dengan adanya peningkatan metode-metode pertanian seperti penggunaan
pupuk dan bibit unggul lebih banyak maka dapat menaikkan produktivtas.
3)
Malthus
tidak memeprtimbangkan kontrol fertilitas bagi pasangan-pasangan yang sudah
menikah. Pada tahun 1822, Francis Place menganjurkan pembatasan kelahiran
setelah perkawinan.
4)
Malthus
tidak memperhitungkan bahwa fertilits dapat menurun apabila terjadi
perkembangan ekonomi dan naiknya standar hidup penduduk dinaikkan.
b.
Aliran
Neo Malthusian
Pada
permulaan abad ke 19 orang masih dapat mengatakan bahwa apa yang diramalkan
malthus tidak mungkin terjadi. Tetapi sekarang beberapa orang percaya bahwa hal
itu akan terjadi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa setiap minggunya ada lebih
dari satu juta bayi lahir di dunia ini, ini berarti satu juta lagi mulut yang
harus diberi makan.
Dengan realitas yang ada seperti itu akhirnya pada
akhir abad 19 dan awal abad 20 Teori Malthus diusung kembali oleh Garreth
Hardin dan Paul Ehrlich. Garreth Hardin dan Paul Ehrlich memunculkan Aliran Neo Malhusian. Aliran ini lebih
radikal dari pada Aliran Malthus. Aliran ini tidak sependapat dengan gagasan
Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restraint saja.
Akan tetapi mereka menawarkan bahwa untuk mengurangi jumlah penduduk dapat
dilakukan dengan cara preventive checks, misalnya dengan penggunaan alat
kontrasepsi dan aborsi.
2.
ALIRAN
MARXIS
Aliran
ini di pelopori oleh Karl Marx dan Friederich Engels ketika Malthus meninggal
dunia di Inggris pada tahun 1834. Pada waktu itu teori Malthus sangat berperan
di Inggris maupun di Jerman. Marx dan Engel tidak sependapat dengan Malthus
yang menyatakan bahwa apabila tidak ada pembatasan terhadap pertumbuhan
penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan makanan, tetapi tekanan penduduk
terhadap kesempatan kerja. Menurut Marx, kemelaratan terjadi bukan disebabkan
karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena kesalahan
masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum
kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan
kemelaratan buruh tersebut.
Marx
juga mengatakan bahwa, kaum kapitalis membeli mesin-mesin untuk menggantikan
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh kaum buruh. Jadi penduduk yang melarat
bukan disebabkan karena kekurangan bahan pangan, akan tetapi karena kaum
kapitalis mengabil sebagian dari pendapatan kaum buruh yang dihasilkan. Jadi,
menurut Marx dan Engels sistem kapitalis yang meneyebabkan kemelaratan
tersebut, dimana kaum pemilik modal menguasai alat-alat produksi. Maka menurut
Marx untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah
dari sistim kapitalis menjadi sistim sosialis.
Menurut Marx dalam sistem sosialis
alat-alat produksi di kuasai oleh buruh, sehingga gaji buruh tidak akan
terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka dan oleh karena itu
masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan. Marx juga mengatakan bahwa semakin
banyak jumlah manusia, semakin tinggi hasil produktivitasnya, jadi tidak perlu
diadakan pembatasan pertumbuhan penduduk. Marx dan Engel menentang usaha-usaha
moral restraint yang dicetuskan oleh
Malthus.
Dalam hal ini pendapat Marx banyak
yang menganutnya seperti halnya dengan Malthus. Setelah Perang Dunia II dunia
dibagi menjadi tiga kelompok; pertama, negara-negara kapitalis yang umumnya
cenderung membenarkan teori Malthus seperti Amerika Serikat, Ingris, Prancis,
Australia, Canada, dan Amerika latin; kedua, negara yang menganut sistem
sosial, seperti Uni Soviet, negara-negara Eropa Timur, Republik Rakyat Cina,
Korea Utara dan Vietnam; ketiga, negara-negara nonblok seperti India, Mesir dan
Indonesia.
Beberapa
kritik yang telah dilontarkan terhadat teori Marx ini diantaranya adalah
sebagai berikut: Marx menyatakan bahwa hukum kependudukan di negara sosialis
merupakan antithesa hukum kependudukan di negara kapitalis. Menurut hukum ini
apabila di negara kapitalis tingkat kelahiran dan tingkat kematian sama-sama
rendah maka di negara sosialis akan terjadi kebalikannya yaitu tingkat
kelahiran dan tingkat kematian sama-sama tinggi. Namun kenyatanya tidaklah
demikian, tingakat pertumbuhan penduduk di negara Uni Soviet hampir sama dengan
negara-negara maju yang sebagian besar merupakan negara kapitalis.
Temakasih kak
BalasHapus