1.
Masalah
Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah
Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu
negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi
subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1.
Penyediaan
tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2.
Mempertahankan
keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang
diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia
menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1.
Pemerintah
harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman
kumuh.
2.
Penyediaan
lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta
untuk mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan
Penduduk Cepat
Secara nasional
pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan
menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun,
tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%
pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana
merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi
kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai
dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya
keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat
terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua
tujuan pokok Program Keluarga Berencana
yaitu:
1.
Menurunkan
angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan
produksi.
2.
Meningkatkan
kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
3.
Persebaran
Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di
Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun
antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7%
dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk
Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong
tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun
1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi
(km2). Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa
semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri.
Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya
sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja
tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak
menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan
pertahanan keamanan negara.
2.
Masalah
Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a. Tingkat
Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami
perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)
Angka
Kematian
2)
Angka
Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi
menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang
tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan
penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi
pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin
tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi
dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b. Tingkat
Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan
bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu
negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang
terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi
menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur
menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.
Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah
membawa dampak positif yang
signifikan terhadap kesejahteraan
penduduk.
c. Tingkat
Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk
negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan
cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus
dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula
tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi
tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang
kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
0 komentar:
Posting Komentar